Apakah Anda tahu bauh ciplukan atau cecendet? Saya yakin, bagi Anda yang suka bermain di kebun di tahun 90-an tentu tak asing lagi dengan buah mungil ini. Buah yang bewarna hijau saat masih muda dan kuning saat sudah matang ini mempunyai rasa yang agak manis bercampur asam.
Dahulu, mudah sekali kita menemukan buah dengan nama latin Physalis angulata ini. Cukup jalan ke ladang atau sawah, ciplukan sudah di depan mata. Apalagi saat musim penghujan, buah ini tumbuh dengan suburnya.
Tanaman yang dianggap sebagai gulma ini memang menjadi musuh bagi para petani. Tak heran, jika kita bisa menyantap buah ini secara cuma-cuma tanpa perlu mengeluarkan uang sepeser pun.
Jadi teringat kisah saya waktu SD dulu. Kebetulan saya dulu sekolah di SD Ujungnegoro 2. Jalan terdekat dan ternyaman menuju sekolah tercinta waktu itu adalah melalui pematang sungai dan rel kereta api. Masih teringat jelas diingatan saya bagaimana hijaunya tanaman ciplukan di kanan kiri sungai waktu itu. Tak jarang saya dan teman-teman berhenti sejenak hanya untuk memetik ciplukan. Memang kadang tidak kami makan, hanya untuk mainan saja dengan cara menepuknya.
Namun sekarang sungguh berbeda, jarang sekali saya menemui tanaman kecil ini. Bahkan ada kabar yang menyebutkan bahwa di suatu mall, entah dimana tepatnya, ciplukan ini dijual dengan harga Rp 30.957 per bungkus dengan berat 60 gram tiap bungkusnya. Jika dihitung-hitung, berarti ciplukan dihargai Rp 515.950/kg-nya.
Sungguh fantastis! Buah yang dulu tak bernilai, kini harganya lebih mahal daripada sepiring nasi warteg. Nggak percaya? Nih bukti fotonya.
Silahkan masukkan komentar Anda disini
EmoticonEmoticon